Blog

Dr Puji Rianti Ungkap Penelitian Evolusi Genetika Orangutan dalam Simposium Primatologi Internasional

Dr-Puji-Rianti-800x445-1-180x180
Berita Utama

Dr Puji Rianti Ungkap Penelitian Evolusi Genetika Orangutan dalam Simposium Primatologi Internasional

Dr Puji Rianti, Dosen IPB University dari Departemen Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) menjadi salah satu pembicara dalam acara Simposium Internasional, Women and Primatology, “What Attracts Women into Science and Conservation on Non-Human Primates?” Kegiatan ini digelar oleh Pusat Riset Primata Universitas Nasional, 7/7. Sebuah kebanggaan menjadi salah satu pembicara di antara para peneliti perempuan hebat lainnya. Hasrat bekerja di bidang primatologi telah membawanya untuk melakukan berbagai penelitian, terutama orangutan.

“Orangutan adalah spesies luar biasa dan memiliki evolusi genetik yang sangat menarik dan unik. Untuk memahami sejarah kehidupan orangutan, kami telah melakukan penelitian filogeni berdasarkan evolusi genetiknya. Spesies orangutan yang kami teliti adalah orangutan Sumatera dan Kalimantan,” terang Dr Puji.

Penelitian tersebut merupakan hasil kerjasama antara Pusat Studi Satwa Primata IPB University, Kementerian Kehutanan, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) dan University of Zurich.

Ia menyebutkan, terdapat empat kejadian mempengaruhi migrasi orang utan dan distribusinya. Di antaranya pergerakan lempeng bumi, jaman es, formasi sungai dan erupsi gunung merapi. Tentu, penelitian filogeni dan taksonomi orangutan tidak mudah dilakukan karena spesiasi genus ini tidak mengikuti pemahaman konservasi biologi spesies pada umumnya.

“Orangutan Kalimantan memiliki satu spesies dan tiga subspesies, sedangkan di Sumatera terdapat dua spesies. Menariknya, analisa DNA mitokondria orangutan Kalimantan menunjukkan bahwa terdapat perbedaan genetik di antara populasinya. Dari tiga sub spesies tersebut, ditemukan bahwa terdapat lima kluster orangutan. Hasil temuan ini menjadi pertanyaan lain, apakah orangutan hanya memiliki tiga subspesies atau lebih dari itu,” ungkap Dr Puji.

Sedangkan, lanjut dia, analisa keseluruhan DNA mitokondria pada orangutan Sumatera menemukan bahwa terdapat perbedaan antara evolusi genetik pada betina dan jantannya. Temuan ini mengungkapkan betapa luar biasa menariknya evolusi migrasi yang terjadi pada orangutan Sumatera sehingga kini terbentuk populasi. Genetik orangutan betina masih berhubungan erat dengan leluhurnya, sedangkan orangutan jantan cenderung menyebar dan bervariasi.

“Hasil temuan ini juga menunjukkan perspektif lebih luas terhadap evolusi orangutan dan mampu menjelaskan migrasi spesies orangutan Sumatra dan Kalimantan,” imbuhnya.

Dr Puji menjelaskan, orangutan Sumatera berasal dari Pulau Sunda lalu bermigrasi ke Toba Selatan dan mulai menyebar sekitar 3-4 juta tahun yang lalu. Sedangkan populasi orangutan Kalimantan baru bergerak sekitar 60-70 ribu tahun yang lalu. Hal ini menunjukkan bahwa kejadian alam atau bencana alam memang mempengaruhi pergerakan orangutan dan jumlah populasi di habitatnya.

“Penelitiannya ini juga mampu membuktikan perbedaan genetik orangutan di Batang Toba Selatan dan di Batang Toba Utara. Hasilnya sangat mengejutkan, bahwa kedua spesies di daerah tersebut merupakan spesies yang berbeda. Dinilai dari perbedaan genetik yang lebih dari dua persen,” pungkasnya. Dalam kesempatan itu, Dr Puji turut memberikan rekomendasi manajemen konservasi berdasarkan temuan tersebut. (MW/Rz)

Narasumber : Dr Puji Rianti, ipb.ac.id