Blog

Departemen Fisika IPB University Jajaki Kerjasama Riset dengan NTU Singapura

Departemen-Fisika-IPB-University-Jajaki-Kerjasama-Riset-dengan-NTU-Singapura-800x445-1-180x180
Uncategorized

Departemen Fisika IPB University Jajaki Kerjasama Riset dengan NTU Singapura

Departemen Fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) IPB University melakukan penjajakan kerjasama penelitian di bidang material science dengan Nanyang Technological University (NTU) Singapura. NTU sendiri pada tahun 2021 menduduki peringkat pertama dalam perangkingan QS WUR dalam subjek material science, sedangkan untuk tahun 2022 menempati urutan ke tiga di bawah MIT dan Stanford University.

Salah satu caranya yakni dengan menghadirkan Assoc Prof Lydia Helena Wong dari NTU dalam acara IPB Physics Talk seri ke 28, beberapa waktu lalu. Prof Lydia merupakan ilmuwan terkemuka (prominent scientist) di bidang material sciences dengan jumlah publikasi scopus 170, sitasi 7.726 dan h-indeks 49. Prof Lydia sendiri merupakan Diaspora Indonesia yang saat ini menjabat sebagai Managing Director I4 (Ikatan Ilmuwan Internasional Indonesia) untuk kawasan Asia Tenggara.

Dalam kegiatan ini Prof Lydia memaparkan salah satu perkembangan riset di NTU, yaitu: “Emerging Inorganic Materials for Solar Harvesting Devices”. Dalam pemaparannya dijelaskan perkembangan teknologi sel surya serta perkembangan terkini riset terkait di NTU. Seperti penggunaan material inorganik baru Kesterite dan Antimoni Sulfat, fabrikasi dan karakterisasi sel surya berbasis material chalcogenides dan chalcopyrite, desain sel surya perovskite semi transparan, serta penggunaan material iron oxide sebagai photoanode untuk solar water splitting.

“Material Kesterite (sistem Cu2ZnSn(S,Se)4) memiliki potensi sebagai photo absorber dengan efisiensi tinggi. Beberapa kelemahan material tersebut seperti kesulitan mengendalikan kestabilan fasa dan komposisi,” ujarnya. Prof Lydia juga memaparkan hasil-hasil riset terkait water splitting yang merupakan “holy grail” dari riset green energy. Yakni sinar matahari digunakan untuk mereaksikan air dan karbondioksida menjadi oksigen dan hidrogen untuk kemudian hidrogen disimpan sebagai bahan bakar (fuel cell). Semikonduktor yang digunakan dalam proses water splitting ini memiliki karakteristik yang hampir sama dengan sel surya, seperti Fe2O3, FeVO4, dan Fe2TiO5 sebagai photoanode dan kesterite sebagai photocathode.

Pada sesi diskusi terkuak bahwa terdapat beberapa kemiripan penelitian yang selama ini dilakukan oleh beberapa dosen di Departemen Fisika IPB University dengan riset-riset yang dikembangkan di School of Material Sciences and Engineering NTU (NTU MSE). Kemiripannya ada pada segi eksperimental maupun teori/komputasi.

“Riset yang dilakukan dosen Fisika terkait teori dan pemodelan desain sel surya, fabrikasi material sel surya berbasis kesterite, pemodelan dan karakterisasi sel surya perovskite, maupun sel surya berbasis bahan alam ternyata juga dilakukan (atau dapat saling melengkapi) dengan riset yang dilakukan di NTU,” ujar Ketua Departemen Fisika IPB University, Prof Tony Sumaryada.

Prof Tony pun menekankan perlunya Departemen Fisika IPB University untuk menyambut peluang kerjasama dengan NTU MSE ini. Bisa melalui kerjasama riset maupun pendidikan dalam bentuk Joint Research Consortium maupun Graduate Student Research Exchange. Dalam tanggapannya, Prof Lydia H Wong menyambut baik dan terbuka lebar inisiasi kerjasama tersebut. Menurutnya hal ini menjadi bentuk pengabdian Diaspora Indonesia dalam meningkatkan kinerja saintifik ilmuwan dan dosen di Indonesia. (SY/Zul)

Narasumber : Prof Lydia, ipb.ac.id